Dalam sebuah peristiwa tragis, Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo mengalami ambruk yang mengakibatkan struktur lama bangunan miring. Hal ini terjadi pada Senin, 29 September, ketika sebagian gedung baru runtuh dan menimpa bangunan yang lebih tua.
Menurut informasi terbaru dari pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana, peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran akan risiko yang lebih besar dan membutuhkan penanganan khusus untuk mencegah keruntuhan lebih lanjut.
Pada konferensi pers yang diselenggarakan oleh Kolonel Inf Hery Setiono, Kapusdalops BNPB, ia menjelaskan kekhawatiran tentang kondisi bangunan lama. Runtuhnya struktur baru di sisi selatan menjadi penyebab utama ketidakstabilan pada bangunan yang lebih tua ini.
Penanganan Korban dan Tim Penyelamatan yang Terlibat
Proses pemindahan reruntuhan memerlukan strategi yang hati-hati untuk menghindari potensi bencana lebih lanjut. Tim SAR Gabungan sudah mengidentifikasi perlunya melibatkan ahli konstruksi dari lembaga Pendidik Tinggi untuk membantu di lapangan.
Sebanyak 150 korban telah diidentifikasi, dengan rincian 104 selamat dan 53 meninggal dunia. Tim penyelamat berkomitmen keras untuk menemukan sisa korban yang belum ditemukan.
Pihak berwenang menambahkan, dari jumlah korban yang ditemukan, lima di antaranya dalam kondisi sulit dikenali dan masih terdiri dari potongan tubuh. Hal ini menunjukkan tingkat keparahan yang harus dihadapi oleh tim pemadam kebakaran.
Struktur Bangunan dan Potensi Risko Keamanan
Bangunan yang mengalami kemiringan mengalami ancaman keruntuhan lebih lanjut jika tidak ditangani dengan baik. Struktur bangunan ini tidak hanya menjadi perhatian bagi pihak berwenang, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang merasa khawatir akan keamanan lokasi.
Pihak BNPB menyarankan agar sebelum melakukan pengangkatan puing, penopang tambahan harus dipasang untuk menstabilkan bangunan lama. Ini adalah langkah penting untuk mencegah potensi jatuh yang bisa menimbulkan lebih banyak korban jiwa.
Pemasangan penopang dan metode pemotongan puing harus dilakukan secara bersamaan agar struktur bangunan tetap kokoh. Hery menekankan pentingnya teknis dalam penanganan yang harus diperhatikan oleh semua yang terlibat.
Pentingnya Kerja Sama di Antara Lembaga
Tindakan penanggulangan bencana ini tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Kerja sama antara berbagai lembaga terutama dalam hal konstruksi sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan semua pihak.
Ada harapan bahwa pihak dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dapat memberikan rekomendasi dan bantuan teknis yang esensial dalam proses pemulihan. Ini akan melibatkan pendekatan yang terencana untuk penanganan struktur yang telah rusak.
Inisiatif ini menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan bersama, yaitu keselamatan dan kesejahteraan semua individu yang terdampak dari ambruknya gedung. Penanganan ini harus dilakukan secara menyeluruh dan profesional.